Gambar Artikel

Harta dan Posisinya Dalam Islam

21 May 2024

Harta menjadi kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia. Setiap hari kita berangkat bekerja, berdagang dan lain sebagainya untuk mencari harta benda dunia. Namun, pernahkah terbesit di benak kita mengapa kita “mengejar” harta? Atau apakah semua itu benar-benar berharga? Nampaknya tak banyak dari kita yang dapat menjawabnya. Islam dan Syariat-nya telah memberikan bimbingan tentang apa dan bagaimana seharusnya seorang yang beriman itu mencari serta memperlakukan harta. Berikut ini adalah beberapa perspektif Islam mengenai harta,

Harta Benda Dunia adalah Perhiasan yang Menipu

Allah berfirman,

"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya membuat kagum para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al-Hadid: 20)

Bisa Menjadi Anugerah atau Cobaan

Begitu pentingnya harta, hingga menjadi salah satu dari maqashid al-Syariah (maksud dan tujuan disyariatkannya hukum Islam); yaitu menjaga harta. Selain sebagai anugerah, harta benda dunia juga bisa menjadi cobaan. Allah Ta’ala berfirman:

"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar." (QS. Al-Taghabun: 15)

Mempengaruhi Hisab

Banyak sedikitnya harta yang Allah titipkan di dunia ternyata tidak hanya berdampak di dunia namun juga hingga ke akhirat, yaitu pada saat hisab atau perhitungan amal. Nabi bersabda,

"Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam pada hari kiamat dari sisi Rabb-nya, hingga dia ditanya tentang lima perkara: tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa dia gunakan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan ke mana dia belanjakan, dan tentang apa yang dia amalkan dari ilmunya." (HR. Tirmidzi: 2416)

Sebentar atau lamanya hisab berlangsung, setelah karena rahmat Allah, tergantung dari sedikit banyaknya harta yang kita miliki. Namun banyak atau sedikitnya harta itu bukan menjadi sebab kemuliaan atau kehinaan, karena baik si kaya atau si miskin yang paling beruntung adalah yang paling bertakwa. Syaikh al-Islam Ibnu Taymiyyah ketika ditanya siapa yang paling beruntung antara si kaya atau si miskin, beliau menjawab yang paling beruntung adalah mereka yang paling bertakwa. Sebagaimana firman Allah,

"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu." (QS. Al-Hujurat: 13)

Harta Dibawa Mati Dengan Disedekahkan di Jalan Allah

Kita menyadari bahwa harta yang Allah berikan kepada kita adalah titipan dan amanah, namun harta tersebut bisa dibawa mati dengan disedekahkan.
Rasulullah bersabda,

"Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya."
(HR. Muslim: 1631)

Harta Jadi Alat Menggapai Akhirat

Orang yang paling cerdas adalah yang paling banyak mengingat kematian. Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, berkata: Aku pernah bersama Rasulullah, lalu datang seorang lelaki dari kaum Anshar mengucapkan salam kepada Nabi lalu bertanya,

يا رسول الله, أي المؤمنين أفضل؟ قال: "أحسنهم خلقا", قال: فأي المؤمنين أكيس؟ قال: "أكثرهم للموت ذكرا, وأحسنهم لما بعده استعدادا, اولئك الأكياس" (رواه ابن ماجه : 4259)

"Wahai Rasulullah, siapakah orang beriman yang terbaik? Beliau menjawab: “Mereka yang paling baik akhlaknya.” Kemudian ia bertanya lagi: Siapakah orang beriman yang paling cerdas? Beliau menjawab: “Mereka yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, merekalah orang yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah: 4259)

Bukan risiko, mati adalah kepastian. Allah berfirman,

"كل نفس ذائقة الموت"

"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati." (QS. Ali ‘Imran: 185)

Semoga tulisan ini dapat mengingatkan kita semua untuk lebih bijak dalam mencari dan memperlakukan harta sesuai dengan syariat Islam.

Info Update

Investasi adalah kegiatan yang memiliki risiko, termasuk kehilangan modal dan likuiditas. Harap membaca peringatan risiko kami sebelum berinvestasi.
Investasi adalah kegiatan yang memiliki risiko, termasuk kehilangan modal dan likuiditas. Harap membaca peringatan risiko kami sebelum berinvestasi.